Pada
hakekatnya, setiap anak yang lahir telah dibaluti kreativitas meskipun tingkat
bakat kreativitas antara anak yang satu dengan lain tidaklah sama. Tentu saja
bakat kreatif yang dimiliki anak tersebut harus terus dibina agar dapat lebih ditingkatkan.
Memang persoalan meningkatkan kreativitas anak sebaiknya telah dilakukan sejak
dini, dengan maksud agar pembinaan yang dilakukan dapat lebih optimal dan
hasilnyapun lebih memuaskan. Rasa ingin tahu si-anak yang tinggi dapat
dijadikan sebagai modal utama dalam mencari pola mengasah kreatifitas.
Pembinaan
atas bakat bawaan yang ada pada si-anak tentu saja harus dikolaborasikan dengan
penggunaan media yang tepat agar tujuan meningkatkan kreativitas dapat lebih
terukur dan terarah. Nah, salah satu medium yang dapat dipergunakan adalah “pensil”, baik alat tulis pensil
tradisionil maupun alat tulis pensil warna. Mengapa kami memilih pensil sebagai
salah satu media untuk meningkatkan kreativitas anak? Karena, pensil merupakan
salah satu benda yang tidak dapat lepas dari anak, khususnya yang sedang
mengecap pendidikan di sekolahan. Salah satu pensil yang tidak asing lagi dan
banyak beredar dipasaran Indonesia adalah steadtler pensil. Sehingga banyak
guru pendidik dan juga pemerhati pendidikan bakat anak usia dini yang
mengatakan bahwa “steadtler pensil terbaik untuk anak” dan sangat efektif digunakan dalam rangka pembinaan
meningkatkan daya kreativitas anak usia dini atau belia.
Lalu,
bagaimana meningkatkan kreativitas anak dengan menggunakan media pensil,
khususnya dalam rangka mengenal kehadiran steadtler perusahaan pensil dengan baik? Berikut
uraian cara atau langkahnya:
1.
Menumbuhkan rasa percaya diri anak
Hal
ikhwal pertama yang harus dimiliki oleh si-anak agar dapat berpikir kreatif dan
inovatif adalah adanya rasa percaya diri si-anak. Baik pendidik maupun orang
tua harus tetap memberikan dukungan, motivasi dan pujian kepada hal-hal yang
dilakukan si-anak dengan pensil-nya. Dengan adanya hal ini, maka secara lambat
laun rasa percaya diri akan terbentuk dalam mengapresiasikan apa yang ada dalam
alam pikiran dan lingkungannya.
2.
Biarkan anak bereksplorasi dengan pensil-nya
Sebenarnya
sejak si-anak berusia beberapa bulan, anak telah dibekali dan atau memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi. Karena adanya rasa ingin tahu ini, maka tidak ada
salahnya ketika si-anak melakukan eksploitasi diri dengan menggunakan pensil yang terbaik terhadap sesuatu
yang berhubungan dengan lingkungan dan atau dunia luas disekelilingnya, hal ini
agar tetap secara terbatas dibiarkan terus berlangsung. Disaat terjadi
eksploitasi timbul pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh si-anak, maka berikanlah
jawaban yang memuaskan dan yang sangat mudah dipahaminya atau bisa juga dengan
cara menuntunnya agar ia dapat mencari tahu sendiri terlebih dahulu dengan
caranya sendiri sambil tetap melakukan pengawasan.
3.
Membebaskan anak untuk selalu berimajinasi
Salah
satu cara yang efektif untuk menciptakan daya imajinasi anak adalah dengan bercerita,
misalnya dengan menceritakan dogeng-dogeng yang menarik dan mudah untuk dipahaminya.
Anda dapat membacakan dogeng ketika si-anak hendak mau tidur ataupun ketika ada
waktu-waktu yang lowong. Usahakan cerita dogeng tersebut dapat dilukiskan dalam
beberapa bentuk potongan gambar yang tidak sulit untuk dicerna. Dengan adanya
berbagai referensi atas dogeng-dogeng yang diceritakan ini, maka sedikit
banyaknya daya imajinasi anak akan terbuka dan sekaligus melatih imajinasi
disaat mengeksploitasikan diri dengan menggunakan media alat tulis pensil-nya.
Tidak hanya itu saja, daya imajinasi ini dapat juga bentuk dan dilatih dengan
menggunakan metode bermain “role play”
atau dengan menggambar menggunakan pensil warna. Contoh bermain role play
adalah main masak-masakan, main dokter-dokteran, main guru-guruan, dlsb.
4.
Memperbanyak peran sebagai pemberi saran
Pada
hakekatnya, manusia tidak suka untuk dilarang atau dibatasi, apalagi bagi
anak-anak. Adanya pembatasan atau larangan ini, tentu akan mematikan
pembentukan daya kreativitas anak. Misalnya ketika anak mempergunakan pensil
warnanya menggambar sesuatu hal yang itu-itu saja, maka mohon jangan dibatasi
atau dilarang apalagi secara berlebihan, usahakan menggantinya dengan
memperbanyak pemberian saran apa yang harus dilakukan atau digambarnya dengan lebih bagus lagi dengan menggunakan pensil warna yang bagus untuk digunakan oleh anak tersebut. Tapi, apabila
pada situasi dan kondisi yang sudah masuk dalam kategori harus dilakukan
pelarangan (misalnya situasi yang membahayakan dirinya atau orang lain), maka
anda selaku orang tua atau pendidik harus bersifat tegas.
5.
Memberikan kegiatan yang merangsang kreativitasnya
Banyak
kegiatan yang dapat diberikan ke anak untuk merangsang kreativitasnya, misalnya
dengan menggambar atau melukis, melipat-lipat kertas, bermain musik tertentu,
membuat berbagai kerajinan tangan atau bisa juga dengan mengajarinya bermain
drama anak-anak. Disamping kegiatan diatas diperuntukkan untuk merangsang daya
kreatifitasnya, kegiatan tersebut juga dapat dijadikan sebanyak penyegaran bagi
anak agar situasi tidak membosankan atau jenuh dari kegiatan-kegiatan rutin
yang lazim dilakukannya. Artinya, sesekali harus diselingi dengan kegiatan lain
agar menjauhkan kesan bosan.
6.
Memberikan cukup waktu untuk bermain
Dunia
kehidupan anak tidak lepas dari namanya bermain. Bermain adalah sebagai salah
satu saranan belajar yang efektif untuk meningkatkan kreativitas anak. Dengan
si anak bermain, ia bisa mencoba segala sesuatu hal yang baru, membangun rasa
solidaritas ikatan perteman dan bebas melakukan apa saja dalam tenggang batas
kewajaran. Namun, dalam hal bermain ini tetap harus mengkedepankan pilihan pada
mainan yang sesuai dengan batas usianya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan sekaligus meningkatkan daya kreativitas si-anak, khususnya yang
berhubungan dengan bermain bersama.
7.
Mencengah dan menghindari timbulnya stres pada anak
Jangan
terlalu memaksankan ambisi atau keinginan orangtua kepada anak, misalnya
memberikan jadwal les atau jadwal belajar yang terlalu ketat bagi si-anak.
Kasihan pada anak-anak yang pada seumurnya yang seharusnya memiliki waktu bebas
untuk bermain, gara-gara diberikan jadwal les atau belajar yang padat
menyebabkan anak jadi kurang untuk bermain dan mengenal lingkungan sekitarnya.
Disamping itu, dengan memberikan jadwal les atau belajar yang padat bisa
menyebabkan timbulnya stres bagi anak. Ingat stres bisa mematikan kreatifitas
anak dan pertumbuhan pola pikirnyapun menjadi melambat. Bagi orang dewasa saja,
rutinitas yang itu-itu saja dan jadwalnya terlalu ketat bisa menyebabkan
timbulnya rasa penat, bosan dan mengakibatkan stres yang dapat mematikan
kreativitas berpikir logis. Nah, demikian juga halnya bagi anak, tentu saja
masalah timbulnya stres ini harus dijadikan sebagai salah satu momok yang harus
dihindari.
8.
Memberikan kebebasan untuk berpikir logis sendiri
Memang
baik memberikan solusi, namun bagi anak yang terus dicekoki dengan berbagai
solusi dari orangtuanya menyebabkan si-anak tidak terbiasa untuk berpikir
sendiri untuk mencari jalan memecahkan berbagai permasalahan yang sedang
dihadapinya. Untuk melatih terciptnya pola berpikir sendiri bagi si anak, dapat
dimulai dari hal-hal yang sederhana misalnya dengan membiarkannya mencari
solusi sendiri dan melakukannya apa yang menurut pendapatnya adalah yang
terbaik. Misalnya si-anak mencoret-coret dinding rumah dengan pensil warna,
maka biarkan ia mencari solusinya sendiri untuk membersihkan dinding rumah yang
dicoretnya tersebut. Peran orangtua disini dapat hanya memberikan arahan dan
koreksi bila solusi yang diambilnya adalah salah, dengan kata lain biarkan
si-anak yang mememang kendali atau pimpinan proyek memberikan dinding rumah
tersebut.
Satu
hal yang harus tetap diingat bahwasanya kreativitas merupakan bakat bawaan yang
sudah ada sejak lahir, tetapi setiap orangtua harus wajib mengetahui bagaimana
caranya meningkatkan atau menumbuhkembangkan kreativitas anak agar dapat lebih
terarah yang nantinya sebagai salah satu bekal untuk masa depannya. Melatih
anak untuk selalu berpikir kreatif juga dapat menjadi salah satu strategi untuk
mengasah kemandirian anak menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang
mungkin timbul dalam pergaulannya sehari-hari. Namun, adanya arahan dan juga
pengawasan orang tua maupun pendidik sangat diperlukan agar tindakan atau
perbuatan yang akan diambil olehnya selalu dalam koridor atau jalur yang tepat
dan benar.
Demikian
artikel/tulisan kami yang membahas tentang bagaimana cara meningkatkan
kreativitas anak dengan menggunakan pensil, semoga bermanfaat bagi siapa saja.
Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Salam dari Pengacara Indonesia asal Kota Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Link Aktif, Harap Maklum BOSS.....