Halaman

14 September 2016

Meningkatkan Kreativitas Anak Dengan Pensil

Pada hakekatnya, setiap anak yang lahir telah dibaluti kreativitas meskipun tingkat bakat kreativitas antara anak yang satu dengan lain tidaklah sama. Tentu saja bakat kreatif yang dimiliki anak tersebut harus terus dibina agar dapat lebih ditingkatkan. Memang persoalan meningkatkan kreativitas anak sebaiknya telah dilakukan sejak dini, dengan maksud agar pembinaan yang dilakukan dapat lebih optimal dan hasilnyapun lebih memuaskan. Rasa ingin tahu si-anak yang tinggi dapat dijadikan sebagai modal utama dalam mencari pola mengasah kreatifitas.

Kreativitas Anak Meningkat Dengan Menggunakan Staedtler Pensil Warna Terbaik di Indonesia

Pembinaan atas bakat bawaan yang ada pada si-anak tentu saja harus dikolaborasikan dengan penggunaan media yang tepat agar tujuan meningkatkan kreativitas dapat lebih terukur dan terarah. Nah, salah satu medium yang dapat dipergunakan adalah “pensil”, baik alat tulis pensil tradisionil maupun alat tulis pensil warna. Mengapa kami memilih pensil sebagai salah satu media untuk meningkatkan kreativitas anak? Karena, pensil merupakan salah satu benda yang tidak dapat lepas dari anak, khususnya yang sedang mengecap pendidikan di sekolahan. Salah satu pensil yang tidak asing lagi dan banyak beredar dipasaran Indonesia adalah steadtler pensil. Sehingga banyak guru pendidik dan juga pemerhati pendidikan bakat anak usia dini yang mengatakan bahwa “steadtler pensil terbaik untuk anak” dan sangat efektif digunakan dalam rangka pembinaan meningkatkan daya kreativitas anak usia dini atau belia.

Lalu, bagaimana meningkatkan kreativitas anak dengan menggunakan media pensil, khususnya dalam rangka mengenal kehadiran steadtler perusahaan pensil dengan baik? Berikut uraian cara atau langkahnya:

1. Menumbuhkan rasa percaya diri anak
Hal ikhwal pertama yang harus dimiliki oleh si-anak agar dapat berpikir kreatif dan inovatif adalah adanya rasa percaya diri si-anak. Baik pendidik maupun orang tua harus tetap memberikan dukungan, motivasi dan pujian kepada hal-hal yang dilakukan si-anak dengan pensil-nya. Dengan adanya hal ini, maka secara lambat laun rasa percaya diri akan terbentuk dalam mengapresiasikan apa yang ada dalam alam pikiran dan lingkungannya.

2. Biarkan anak bereksplorasi dengan pensil-nya
Sebenarnya sejak si-anak berusia beberapa bulan, anak telah dibekali dan atau memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena adanya rasa ingin tahu ini, maka tidak ada salahnya ketika si-anak melakukan eksploitasi diri dengan menggunakan pensil yang terbaik terhadap sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan dan atau dunia luas disekelilingnya, hal ini agar tetap secara terbatas dibiarkan terus berlangsung. Disaat terjadi eksploitasi timbul pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh si-anak, maka berikanlah jawaban yang memuaskan dan yang sangat mudah dipahaminya atau bisa juga dengan cara menuntunnya agar ia dapat mencari tahu sendiri terlebih dahulu dengan caranya sendiri sambil tetap melakukan pengawasan.

3. Membebaskan anak untuk selalu berimajinasi
Salah satu cara yang efektif untuk menciptakan daya imajinasi anak adalah dengan bercerita, misalnya dengan menceritakan dogeng-dogeng yang menarik dan mudah untuk dipahaminya. Anda dapat membacakan dogeng ketika si-anak hendak mau tidur ataupun ketika ada waktu-waktu yang lowong. Usahakan cerita dogeng tersebut dapat dilukiskan dalam beberapa bentuk potongan gambar yang tidak sulit untuk dicerna. Dengan adanya berbagai referensi atas dogeng-dogeng yang diceritakan ini, maka sedikit banyaknya daya imajinasi anak akan terbuka dan sekaligus melatih imajinasi disaat mengeksploitasikan diri dengan menggunakan media alat tulis pensil-nya. Tidak hanya itu saja, daya imajinasi ini dapat juga bentuk dan dilatih dengan menggunakan metode bermain “role play” atau dengan menggambar menggunakan pensil warna. Contoh bermain role play adalah main masak-masakan, main dokter-dokteran, main guru-guruan, dlsb.

4. Memperbanyak peran sebagai pemberi saran
Pada hakekatnya, manusia tidak suka untuk dilarang atau dibatasi, apalagi bagi anak-anak. Adanya pembatasan atau larangan ini, tentu akan mematikan pembentukan daya kreativitas anak. Misalnya ketika anak mempergunakan pensil warnanya menggambar sesuatu hal yang itu-itu saja, maka mohon jangan dibatasi atau dilarang apalagi secara berlebihan, usahakan menggantinya dengan memperbanyak pemberian saran apa yang harus dilakukan atau digambarnya dengan lebih bagus lagi dengan menggunakan pensil warna yang bagus untuk digunakan oleh anak tersebut. Tapi, apabila pada situasi dan kondisi yang sudah masuk dalam kategori harus dilakukan pelarangan (misalnya situasi yang membahayakan dirinya atau orang lain), maka anda selaku orang tua atau pendidik harus bersifat tegas.

5. Memberikan kegiatan yang merangsang kreativitasnya
Banyak kegiatan yang dapat diberikan ke anak untuk merangsang kreativitasnya, misalnya dengan menggambar atau melukis, melipat-lipat kertas, bermain musik tertentu, membuat berbagai kerajinan tangan atau bisa juga dengan mengajarinya bermain drama anak-anak. Disamping kegiatan diatas diperuntukkan untuk merangsang daya kreatifitasnya, kegiatan tersebut juga dapat dijadikan sebanyak penyegaran bagi anak agar situasi tidak membosankan atau jenuh dari kegiatan-kegiatan rutin yang lazim dilakukannya. Artinya, sesekali harus diselingi dengan kegiatan lain agar menjauhkan kesan bosan.

6. Memberikan cukup waktu untuk bermain
Dunia kehidupan anak tidak lepas dari namanya bermain. Bermain adalah sebagai salah satu saranan belajar yang efektif untuk meningkatkan kreativitas anak. Dengan si anak bermain, ia bisa mencoba segala sesuatu hal yang baru, membangun rasa solidaritas ikatan perteman dan bebas melakukan apa saja dalam tenggang batas kewajaran. Namun, dalam hal bermain ini tetap harus mengkedepankan pilihan pada mainan yang sesuai dengan batas usianya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sekaligus meningkatkan daya kreativitas si-anak, khususnya yang berhubungan dengan bermain bersama.

7. Mencengah dan menghindari timbulnya stres pada anak
Jangan terlalu memaksankan ambisi atau keinginan orangtua kepada anak, misalnya memberikan jadwal les atau jadwal belajar yang terlalu ketat bagi si-anak. Kasihan pada anak-anak yang pada seumurnya yang seharusnya memiliki waktu bebas untuk bermain, gara-gara diberikan jadwal les atau belajar yang padat menyebabkan anak jadi kurang untuk bermain dan mengenal lingkungan sekitarnya. Disamping itu, dengan memberikan jadwal les atau belajar yang padat bisa menyebabkan timbulnya stres bagi anak. Ingat stres bisa mematikan kreatifitas anak dan pertumbuhan pola pikirnyapun menjadi melambat. Bagi orang dewasa saja, rutinitas yang itu-itu saja dan jadwalnya terlalu ketat bisa menyebabkan timbulnya rasa penat, bosan dan mengakibatkan stres yang dapat mematikan kreativitas berpikir logis. Nah, demikian juga halnya bagi anak, tentu saja masalah timbulnya stres ini harus dijadikan sebagai salah satu momok yang harus dihindari.

8. Memberikan kebebasan untuk berpikir logis sendiri
Memang baik memberikan solusi, namun bagi anak yang terus dicekoki dengan berbagai solusi dari orangtuanya menyebabkan si-anak tidak terbiasa untuk berpikir sendiri untuk mencari jalan memecahkan berbagai permasalahan yang sedang dihadapinya. Untuk melatih terciptnya pola berpikir sendiri bagi si anak, dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana misalnya dengan membiarkannya mencari solusi sendiri dan melakukannya apa yang menurut pendapatnya adalah yang terbaik. Misalnya si-anak mencoret-coret dinding rumah dengan pensil warna, maka biarkan ia mencari solusinya sendiri untuk membersihkan dinding rumah yang dicoretnya tersebut. Peran orangtua disini dapat hanya memberikan arahan dan koreksi bila solusi yang diambilnya adalah salah, dengan kata lain biarkan si-anak yang mememang kendali atau pimpinan proyek memberikan dinding rumah tersebut.

Satu hal yang harus tetap diingat bahwasanya kreativitas merupakan bakat bawaan yang sudah ada sejak lahir, tetapi setiap orangtua harus wajib mengetahui bagaimana caranya meningkatkan atau menumbuhkembangkan kreativitas anak agar dapat lebih terarah yang nantinya sebagai salah satu bekal untuk masa depannya. Melatih anak untuk selalu berpikir kreatif juga dapat menjadi salah satu strategi untuk mengasah kemandirian anak menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang mungkin timbul dalam pergaulannya sehari-hari. Namun, adanya arahan dan juga pengawasan orang tua maupun pendidik sangat diperlukan agar tindakan atau perbuatan yang akan diambil olehnya selalu dalam koridor atau jalur yang tepat dan benar.

Demikian artikel/tulisan kami yang membahas tentang bagaimana cara meningkatkan kreativitas anak dengan menggunakan pensil, semoga bermanfaat bagi siapa saja. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Salam dari Pengacara Indonesia asal Kota Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Link Aktif, Harap Maklum BOSS.....