Pemanfaatan
optimalisasi media digital
online untuk memarketingkan event kampanye Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 mulai panas dan gencar dilakukan. Hal mana kampanye online dimaksud terlihat jelas dan nyata pada banyaknya penggunaan identitas (id) akun-akun di media sosial seperti twitter,
instagram, whatsapp dan juga facebook yang dilakukan secara interaktif terbuka maupun tertutup. Dengan kata lain kampanye online ini telah dimaknai sebagai salah satu kebutuhan utama yang sangat
diperlukan untuk memperkenalkan nama calon si kepala daerah melalui event sosialisasi maupun kampanye resmi dari penyelenggara pemilu/pilkada (KPU) yang wajib
dilakukan oleh para pasangan calon/paslon/kandidat gubernur dan ataupun wakilnya.
Memang, kalau diperhatikan kalender jadwal
pelaksanaan Pilgub DKI Jakarta tahun 2017 sudah
semakin dekat, dimana event pilkada/pemilukada dimaksud diselenggarakan tepat pada tanggal 15 Februari 2017 yang akan datang. Meskipun masih beberapa bulan lagi, tapi riak-riak atau semarak untuk mencari pola ideal
dan juga jitu untuk melaksanakan aplikasi pola sosialisasi dan atau kampanye politik online dengan target agar bisa menang pada suksesi pemilihan kepala
daerah di ajang pesta demokrasi pemilu dan/atau pilkada sudah mulai terasa
hangat dan sangat penuh dengan trik dan intrik.
Adanya gelombang semakin memanasnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 dijejaring media sosial (medsos) berdasarkan
pantauan penulis adalah melalui pemuatan berita-berita tentang rekam jejak dari
masing-masing nama calon gubernur DKI
Jakarta 2017.
Dengan kata lain, mesin kampanye atau mesin pelaksana
sosialisasi
mulai bekerja maksimal (apakah orang yang melakukannya tersebut adalah simpatisan, relawan ataupun
team sukses) dalam rangka mempersiapkan diri untuk merancang strategi sosialisasi
dan atau formula kampanye politik terselubung untuk memperkenalkan atau
mempromosikan nama-nama bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 di Provinsi DKI Jakarta yang seluruhnya berasal dari partai
politik (parpol), yakni Ahok – Anies dan Agus.
Tidak hanya pilgub DKI Jakarta saja yang mulai
hangat dibicarakan secara online maupun offline, nama-nama calon kepala daerah di Provinsi Sumatera Utara
(Sumut) hangat pula dibicarakan, seperti: nama calon pilbup tapteng 2017 dan juga nama pasangan calon pilgubsu 2018 ramai
digunjingkan atau dibahas para konstituen warga Sumut. Tidak hanya itu saja, di
media sosial (medsos) facebook dan twitter, juga sudah mulai bergejolak
membicarakan masalah pemilihan legislatif dan juga pemilihan presiden 2019 yang
akan datang. Dengan kata lain pula, para kandidat dan atau para simpatisan, relawan serta team sukses telah
turut pula mulai mempersiapkan diri untuk perlu kiranya merancang strategi kampanye politik baik offline/during maupun
online/daring untuk menggolkan calon-calonnya di pemilihan
umum yang akan segera dilaksanakan.
Tentu saja dalam rangka mempromosikan
dan atau memperkenalkan para calon jagoannya masing-masing, para simpatisan,
relawan atau tim sukses maupun para politisi dan juga partai politik (parpol) ada
yang memilih cara kuno yang dianggap masih tradisional, dimana masyarakat umum sering
menyebutnya dengan nama “calon kepala
daerah spanduk”, “calon legislatif spanduk”
atau “politisi spanduk”.
Munculnya calon kepala daerah spanduk
ataupun politisi spanduk yang banyak timbul secara tiba-tiba menjelang
diadakannya pesta demokrasi rakyat, disinyalir tanpa basis massa yang kuat dan atau
tanpa memiliki konsep visi dan misi yang terstruktur, dimana sebagian paslon
atau caleg lazim melakukannya dengan cara-cara cerdik yang sedikit dipadukan lebih
kreatif dan efektif serta ekonomis.
Berdasarkan pengalaman, penggunaan cara berkampanye politik online ataupun sosialisasi politik
digital marketing pada pelaksanaan pilkada-pilkada di Indonesia, misalnya
pilkada DKI Jakarta 2012, pilgubsu 2013 dan juga pemilu legislatif serta pemilu presiden 2014
yang lalu, sosialisasi dan atau kampanye pilkada/pemilu kreatif memerlukan biaya
yang begitu besar dan persaingan yang sangat ketat terjadi hampir di semua
daerah pemilihan yang ada di tanah air. Sehingga tak dapat dipungkiri, banyak
usaha/bisnis dadakan yang tiba-tiba muncul untuk sosialisasi online dan juga kampanye
politik online pada ajang pesta demokrasi Pilgub Jakarta, Pileg dan Pilpres.
Salah satu usaha/bisnis yang akan disoroti
adalah pola usaha atau layanan penyediaan marketing online yang dilakukan oleh
para pebisnis yang memiliki keahlian pada bidang “Digital Intenet Marketing”, yakni dengan menawarkan mampu mencari konsep
sosialisasi atau kampanye online yang kreatif & efektif, tepat kanal sasarannya
dan tentu saja dengan menawarkan harga dengan konsep berbiaya murah. Konsep
para pelaku bisnis bidang digital marketing ini dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi digital media tercanggih & terkini/terbaru, yang sering disebut
dengan nama “e-Campaign” atau “Internet Campaign” dan juga “Mobile Campaign”.
Pada prinsipnya, bila dipelajari pola
dan/atau konsep jasa sosialisasi digital online atau jasa kampanye digital daring
yang ditawarkan adalah dalam bentuk:
Mengelola, mencari dan memanajemen
berita-berita yang terbit via internet, menenggelamkan berbagai berita negatif
yang merugikan si kandidat - calon, mendorong munculnya berita positif untuk tampil di halaman pertama google dengan
cara memaksimalkan penggunaan teknik optimasi SEO (Search Engine Optimization) google yang tepat dengan menggunakan
tenaga yang ahli seo di Indonesia,
pakar seo di Indonesia, master seo blogger Indonesia, Konsultan seo
Indonesia, Guru seo di Indonesia, dan atau praktisi seo Indonesia;
Melakukan kegiatan sosialisasi dan atau
kampanye online di internet dengan menggunakan teknik optimasi SEM (Search Engine Marketing), berupa membuat
atau menerbitkan berbagai promosi dalam bentuk iklan berbayar di google, facebook,
twitter, instagram, path, BBM, line, whatsapp, dan lain sebagainya, setelah terlebih
dahulu melakukan research target secara komprehensif terhadap seluruh
penggunaan kata-kata kunci target utama yang ramai trafiknya dipergunakan para
pengguna internet. Selanjutnya semuanya akan dikelola secara maksimal sebagai
materi iklan ataupun banner, berdasarkan keywords yang lazim dan kontiniu
dicari dan diketik para pengguna internet global dengan menggunakan berbagai mesin
pencari dan jejaring media sosial (medsos);
Melakukan sosialisasi dan atau kampanye
politik di berbagai sosial media yang kanalnya tepat sasaran, misalnya dengan
merumuskan pemilihan konten bermutu, berkualitas, serta melihat waktu yang
tepat untuk bersosialisasi atau berkampanye memperkenalkan si calon tersebut;
Melakukan sosialisasi dan atau kampanye
politik kreatif dengan video yang berdurasi pendek yang diupload via youtube,
serta pemilihan konten yang tepat setelah melakukan research sebelum
memproduksi video tersebut;
Membangun karakter dan juga mengisi berbagai
konten pada website/situs dan media sosial (medsos), serta secara berkala
mencek, mereview dan atau mengukur tingkat trafik kunjungan pengunjung dan
respon dari pihak manajemen;
Melakukan Online Reputation Management
(ORM);
Membuat gambar visual yang unik dan
menarik untuk menjelaskan visi dan misi si calon;
Dan teknik-teknik lainnya yang dapat mengangkat sebuah artikel/tulisan ke ranking pertama google;
Tetapi satu hal yang harus menjadi kewajiban
pemikiran bersama, bahwasanya mendiskusikan strategi sosialisasi atau kampanye melalui
online yang efektif dan terarah ataupun dengan konsep berbiaya murah adalah
harus sesuai dengan aturan yang telah ditentukan atau ditetapkan oleh hukum yang berhubungan dengan
pemilu/pilkada dan juga yang diatur secara khusus oleh KPU/KIP (Komisi
Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilu) dan juga BAWASLU (Badan Pengawas
Pemilu), misalnya melalui penerbitan PKPU (Peraturan Komisi Pemilihan Umum) dan
PERBAWASLU (Peraturan Badan Pengawas Pemilu), sehingga terhindar dari adanya
sanksi administratif ataupun pelanggaran pemilu/pilkada lainnya.
Disamping pola atau strategi yang akan
dijalankan dalam sistem digital marketing online untuk pilkada ataupun pemilu
sebagaimana digambarkan diatas, penyampaian pesan politik melalui handphone
juga banyak dilakukan dan dianggap masih efektif. Misalnya dengan mengirimkan
berbagai pesan singkat (SMS) ke pengguna ponsel yang hampir 1:1 dengan jumlah
penduduk, yang mana 1/2 jumlah penduduk Indonesia telah bergelut menggunakan
internet mobile via hp. Nah, pangsa pasar inilah yang nota bene merupakan para pemilih
di tingkat “grassroots” yang
jumlahnya dominan dan belum menentukan pilihannya jatuh kepada siapa. Dengan
kata lain pemilih di grassroots inilah yang harus diberi keyakinan kuat untuk
tanpa ragu-ragu untuk memiliki si calon (dalam hal ini adalah si calon adalah
klien dari penyedia usaha digital internet marketing online).
Sebenarnya konsep atau pola penggunaan
sosialiasi kreatif atau kampanye kreatif menggunakan media digital online,
sedikit banyaknya adalah mengadopsi teknik kampanye pada pemilihan presiden Amerika
Serikat (USA) yang dimenangkan oleh Barrack Obama tempo hari, sehingga oleh
para pelaku digital Indonesia, kemudian menggunakannya pada pelaksanaan
PEMILUKADA di DKI Jakarta tahun 2012 lalu yang dimenangkan oleh pasangan Jokowi
dan Ahok, kemudian pola
yang sukses ini dipakai dan turunkan kembali oleh tim Pilpres Jokowi dan Muhammad Jusuf Kalla pada pelaksanaan pemilu presiden tahun 2014 yang lalu.
Sebagaimana kita ketahui bersama,
ketika terjadi penyelenggaraan pilkada gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu, pola sosialisasi dan kampanye
politik online via media digital internet
marketing yang dilakukan oleh tim Jokowi - Ahok adalah juga turut
menggunakan tenaga ahli, pakar, master dan praktisi atau konsultan internet marketer
di Indonesia yang mahir di bidang search engine optimization (SEO) di halaman
pencarian google.
Belajar dari teknik sosialisasi dan
kampanye politik digital yang dilakukan oleh team pada era Jokowi dan Ahok di
Pilkada DKI Jakarta 2012 yang sangat menginspirasi tersebut, kemudian
penerapannya dilanjutkan hingga sekarang ini, mulai dari strategi sosialisasi
atau kampanye Pilkada, Pilwalkot, Pilbup, Pilgub diberbagai daerah
provinsi/kabupaten/kota yang ada di nusantara, hingga menjelang pemilihan calon
legislatif (pileg), pemilihan calon dewan perwakilan daerah (DPD) dan nantinya dilanjutkan
dengan pemilihan calon presiden periode 2019 s/d 2024 yang akan datang.
Tentu saja event pilkada serentak dan
pemilu langsung ini, banyak pihak meyakini akan tercipta berbagai ide yang
cemerlang yang ideal dan kreatif untuk digunakan oleh para pegiat dan atau
pemerhati bidang digital internet marketing pemilukada, tentu saja dengan
catatan benar-benar menguasainya atau memahami cara atau strategi yang tepat,
jitu dan akurat, serta sangat ideal untuk kemudian diaplikasikan dalam bentuk pekerjaan
memenangkan para calon kepala daerah, calon dewan perwakilan rakyat, calon
dewan perwakilan daerah ataupun calon presiden RI tidak hanya sekedar memiliki
relawan, simpatisan atau tim sukses ataupun media center, namun keberadaannya
tidak terorganisir dengan baik dan maksimal.
Keberadaan tenaga team di media center,
khususnya team internet marketer harus mampu bekerja dan memang ada yang khusus
diberi tugas dan wewenang pada pos atau divisi melakukan sosialisasi ataupun kampanye
online di internet, team akun pada channel yang tepat untuk dikelola, berjiwa
sebagai aktivis jejaring sosial media, merupakan pakar gadget dan pengelola
berbagai komunitas online di Indonesia yang bekerja secara simultan,
komprehensif dan berdedikasi tinggi untuk melakukan pekerjaan optimalisasi
Search Engine Optimization dan Social Media Optimization, sehingga benar-benar
dapat mengcounter sosialisasi negatif atau kampanye hitam dan sekaligus
menenggelamkannya dalam halaman pertama google.
Bagaimana dan dari mana harus memulai
sosialisasi daring atau kampanye online di pilkada ataupun pemilu langsung Indonesia?
Cara memulainya adalah dengan memilih tim-tim yang benar-benar terbaik, berkualitas,
memiliki integritas tinggi dan merupakan tenaga ahli, pakar, praktisi, master
atau konsultan profesional digital marketer yang dapat membantu dan mengarahkan
setiap tanggung jawab yang diberikan kepadanya, tidak hanya sekedar membuat
akun atau meniru apa yang sudah dilakukan orang lain, kemudian share datau mention
sana sini, buat akun bodong, bayar followers palsu dan membeli likes dengan harga
murah meriah. Karena bila team kampanye online anda melakukan hal seperti ini,
sudah bisa dipastikan akan sia sia, karena memiliki akun abal-abal hanya akan membuat
sosialisasi atau kampanye yang dilakukan adalah kepada konstituen bodong. Biaya
murah meriah tentu tidak akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Oleh karena itu, carilah relawan, simpatisan
ataupun tim sukses yang benar-benar “ahli
strategi sosialisasi marketing online” atau “ahli strategi kampanye online” yang memiliki konsep, pola yang
matang dan ideal untuk dijadikan sebagai taktik dan strategi yang tepat serta
dinamis untuk dapat bersaing di dunia digitalisasi online, mulai dari seleksi pemilihan
nama-nama akun, menetapkan target untuk selalu tampil di halaman pertama mesin
pencari dengan pemilihan kata kunci yang diketik oleh para pengguna search
engine, hingga berbagai konten berkualitas (baik tulisan, gambar dan video) yang
akan disajikan dalam bentuk sosialisasi atau kampanye politik ke masyarakat,
kemudian mencari metode yang tepat agar pengguna internet dengan sukarela membagikannya
kebanyak pengguna media sosial milik yang lainnya, sehingga sangat jelas
sosialisasi daring atau kampanye politik online yang terarah dan tepat sasaran
sehingga dapat memenangkan anda sebagai calon kepala daerah (khususnya untuk Pilwalkot Tebing Tinggi Deli 2017, Pilgubsu 2018), calon legislatif, calon perwakilan daerah (DPD),
atau calon presiden RI tahun 2019 yang akan datang.
Demikian tulisan kami yang membahas
tentang bagaimana mencari pola sosialisasi atau kampanye digital marketing
online yang ideal untuk pelaksanaan pemilihan gubernur/wakil gubernur DKI
Jakarta tahun 2017, dan
juga untuk strategi di pemilihan kepala
daerah lainnya, semisalnya pilkada gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu 2018), pemilihan legislatif (pileg 2019) dan pemilihan presiden (pilpres 2019) pada pilkada atau pemilu langsung dan serentak di Indonesia.
Semoga bermanfaat. Salam Advokat/Pengacara/Lawyers Indonesia. Bila
anda ingin mengetahui tentang tentang kami <= silahkan
klik langsung untuk membacanya. Terima kasih (Silaen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Link Aktif, Harap Maklum BOSS.....