09 Oktober 2016

Kampanye Politik Online Di Marketing Pilkada DKI Jakarta 2017

Pemanfaatan optimalisasi media digital online untuk memarketingkan event kampanye Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 mulai panas dan gencar dilakukan. Hal mana kampanye online dimaksud terlihat jelas dan nyata pada banyaknya penggunaan identitas (id) akun-akun di media sosial seperti twitter, instagram, whatsapp dan juga facebook yang dilakukan secara interaktif terbuka maupun tertutup. Dengan kata lain kampanye online ini telah dimaknai sebagai salah satu kebutuhan utama yang sangat diperlukan untuk memperkenalkan nama calon si kepala daerah melalui event sosialisasi maupun kampanye resmi dari penyelenggara pemilu/pilkada (KPU) yang wajib dilakukan oleh para pasangan calon/paslon/kandidat gubernur dan ataupun wakilnya.

Strategi & Teknik Kampanye Politik Online Pada Marketing Pelaksanaan Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2017

Memang, kalau diperhatikan kalender jadwal pelaksanaan Pilgub DKI Jakarta tahun 2017 sudah semakin dekat, dimana event pilkada/pemilukada dimaksud diselenggarakan tepat pada tanggal 15 Februari 2017 yang akan datang. Meskipun masih beberapa bulan lagi, tapi riak-riak atau semarak untuk mencari pola ideal dan juga jitu untuk melaksanakan aplikasi pola sosialisasi dan atau kampanye politik online dengan target agar bisa menang pada suksesi pemilihan kepala daerah di ajang pesta demokrasi pemilu dan/atau pilkada sudah mulai terasa hangat dan sangat penuh dengan trik dan intrik.

Adanya gelombang semakin memanasnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 dijejaring media sosial (medsos) berdasarkan pantauan penulis adalah melalui pemuatan berita-berita tentang rekam jejak dari masing-masing nama calon gubernur DKI Jakarta 2017. Dengan kata lain, mesin kampanye atau mesin pelaksana sosialisasi mulai bekerja maksimal (apakah orang yang melakukannya tersebut adalah simpatisan, relawan ataupun team sukses) dalam rangka mempersiapkan diri untuk merancang strategi sosialisasi dan atau formula kampanye politik terselubung untuk memperkenalkan atau mempromosikan nama-nama bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 di Provinsi DKI Jakarta yang seluruhnya berasal dari partai politik (parpol), yakni Ahok – Anies dan Agus.

Tidak hanya pilgub DKI Jakarta saja yang mulai hangat dibicarakan secara online maupun offline, nama-nama calon kepala daerah di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hangat pula dibicarakan, seperti: nama calon pilbup tapteng 2017 dan juga nama pasangan calon pilgubsu 2018 ramai digunjingkan atau dibahas para konstituen warga Sumut. Tidak hanya itu saja, di media sosial (medsos) facebook dan twitter, juga sudah mulai bergejolak membicarakan masalah pemilihan legislatif dan juga pemilihan presiden 2019 yang akan datang. Dengan kata lain pula, para kandidat dan atau para simpatisan, relawan serta team sukses telah turut pula mulai mempersiapkan diri untuk perlu kiranya merancang strategi kampanye politik baik offline/during maupun online/daring untuk menggolkan calon-calonnya di pemilihan umum yang akan segera dilaksanakan.

Tentu saja dalam rangka mempromosikan dan atau memperkenalkan para calon jagoannya masing-masing, para simpatisan, relawan atau tim sukses maupun para politisi dan juga partai politik (parpol) ada yang memilih cara kuno yang dianggap masih tradisional, dimana masyarakat umum sering menyebutnya dengan nama “calon kepala daerah spanduk”, “calon legislatif spanduk” atau “politisi spanduk”.

Munculnya calon kepala daerah spanduk ataupun politisi spanduk yang banyak timbul secara tiba-tiba menjelang diadakannya pesta demokrasi rakyat, disinyalir tanpa basis massa yang kuat dan atau tanpa memiliki konsep visi dan misi yang terstruktur, dimana sebagian paslon atau caleg lazim melakukannya dengan cara-cara cerdik yang sedikit dipadukan lebih kreatif dan efektif serta ekonomis.

Berdasarkan pengalaman, penggunaan  cara berkampanye politik online ataupun sosialisasi politik digital marketing pada pelaksanaan pilkada-pilkada di Indonesia, misalnya pilkada DKI Jakarta 2012, pilgubsu 2013 dan juga pemilu legislatif serta pemilu presiden 2014 yang lalu, sosialisasi dan atau kampanye pilkada/pemilu kreatif memerlukan biaya yang begitu besar dan persaingan yang sangat ketat terjadi hampir di semua daerah pemilihan yang ada di tanah air. Sehingga tak dapat dipungkiri, banyak usaha/bisnis dadakan yang tiba-tiba muncul untuk sosialisasi online dan juga kampanye politik online pada ajang pesta demokrasi Pilgub Jakarta, Pileg dan Pilpres.

Salah satu usaha/bisnis yang akan disoroti adalah pola usaha atau layanan penyediaan marketing online yang dilakukan oleh para pebisnis yang memiliki keahlian pada bidang “Digital Intenet Marketing”, yakni dengan menawarkan mampu mencari konsep sosialisasi atau kampanye online yang kreatif & efektif, tepat kanal sasarannya dan tentu saja dengan menawarkan harga dengan konsep berbiaya murah. Konsep para pelaku bisnis bidang digital marketing ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital media tercanggih & terkini/terbaru, yang sering disebut dengan nama “e-Campaign” atau “Internet Campaign” dan juga “Mobile Campaign”.

Pada prinsipnya, bila dipelajari pola dan/atau konsep jasa sosialisasi digital online atau jasa kampanye digital daring yang ditawarkan adalah dalam bentuk:
Mengelola, mencari dan memanajemen berita-berita yang terbit via internet, menenggelamkan berbagai berita negatif yang merugikan si kandidat - calon, mendorong munculnya berita positif untuk tampil di halaman pertama google dengan cara memaksimalkan penggunaan teknik optimasi SEO (Search Engine Optimization) google yang tepat dengan menggunakan tenaga yang ahli seo di Indonesia, pakar seo di Indonesia, master seo blogger Indonesia, Konsultan seo Indonesia, Guru seo di Indonesia, dan atau praktisi seo Indonesia;
Melakukan kegiatan sosialisasi dan atau kampanye online di internet dengan menggunakan teknik optimasi SEM (Search Engine Marketing), berupa membuat atau menerbitkan berbagai promosi dalam bentuk iklan berbayar di google, facebook, twitter, instagram, path, BBM, line, whatsapp, dan lain sebagainya, setelah terlebih dahulu melakukan research target secara komprehensif terhadap seluruh penggunaan kata-kata kunci target utama yang ramai trafiknya dipergunakan para pengguna internet. Selanjutnya semuanya akan dikelola secara maksimal sebagai materi iklan ataupun banner, berdasarkan keywords yang lazim dan kontiniu dicari dan diketik para pengguna internet global dengan menggunakan berbagai mesin pencari dan jejaring media sosial (medsos);
Melakukan sosialisasi dan atau kampanye politik di berbagai sosial media yang kanalnya tepat sasaran, misalnya dengan merumuskan pemilihan konten bermutu, berkualitas, serta melihat waktu yang tepat untuk bersosialisasi atau berkampanye memperkenalkan si calon tersebut;
Melakukan sosialisasi dan atau kampanye politik kreatif dengan video yang berdurasi pendek yang diupload via youtube, serta pemilihan konten yang tepat setelah melakukan research sebelum memproduksi video tersebut;
Membangun karakter dan juga mengisi berbagai konten pada website/situs dan media sosial (medsos), serta secara berkala mencek, mereview dan atau mengukur tingkat trafik kunjungan pengunjung dan respon dari pihak manajemen;
Melakukan Online Reputation Management (ORM);
Membuat gambar visual yang unik dan menarik untuk menjelaskan visi dan misi si calon;
Dan teknik-teknik lainnya yang dapat mengangkat sebuah artikel/tulisan ke ranking pertama google;

Tetapi satu hal yang harus menjadi kewajiban pemikiran bersama, bahwasanya mendiskusikan strategi sosialisasi atau kampanye melalui online yang efektif dan terarah ataupun dengan konsep berbiaya murah adalah harus sesuai dengan aturan yang telah ditentukan atau ditetapkan oleh hukum yang berhubungan dengan pemilu/pilkada dan juga yang diatur secara khusus oleh KPU/KIP (Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilu) dan juga BAWASLU (Badan Pengawas Pemilu), misalnya melalui penerbitan PKPU (Peraturan Komisi Pemilihan Umum) dan PERBAWASLU (Peraturan Badan Pengawas Pemilu), sehingga terhindar dari adanya sanksi administratif ataupun pelanggaran pemilu/pilkada lainnya.

Disamping pola atau strategi yang akan dijalankan dalam sistem digital marketing online untuk pilkada ataupun pemilu sebagaimana digambarkan diatas, penyampaian pesan politik melalui handphone juga banyak dilakukan dan dianggap masih efektif. Misalnya dengan mengirimkan berbagai pesan singkat (SMS) ke pengguna ponsel yang hampir 1:1 dengan jumlah penduduk, yang mana 1/2 jumlah penduduk Indonesia telah bergelut menggunakan internet mobile via hp. Nah, pangsa pasar inilah yang nota bene merupakan para pemilih di tingkat “grassroots” yang jumlahnya dominan dan belum menentukan pilihannya jatuh kepada siapa. Dengan kata lain pemilih di grassroots inilah yang harus diberi keyakinan kuat untuk tanpa ragu-ragu untuk memiliki si calon (dalam hal ini adalah si calon adalah klien dari penyedia usaha digital internet marketing online).

Sebenarnya konsep atau pola penggunaan sosialiasi kreatif atau kampanye kreatif menggunakan media digital online, sedikit banyaknya adalah mengadopsi teknik kampanye pada pemilihan presiden Amerika Serikat (USA) yang dimenangkan oleh Barrack Obama tempo hari, sehingga oleh para pelaku digital Indonesia, kemudian menggunakannya pada pelaksanaan PEMILUKADA di DKI Jakarta tahun 2012 lalu yang dimenangkan oleh pasangan Jokowi dan Ahok, kemudian pola yang sukses ini dipakai dan turunkan kembali oleh tim Pilpres Jokowi dan Muhammad Jusuf Kalla pada pelaksanaan pemilu presiden tahun 2014 yang lalu.

Sebagaimana kita ketahui bersama, ketika terjadi penyelenggaraan pilkada gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu, pola sosialisasi dan kampanye politik online via media digital internet marketing yang dilakukan oleh tim Jokowi - Ahok adalah juga turut menggunakan tenaga ahli, pakar, master dan praktisi atau konsultan internet marketer di Indonesia yang mahir di bidang search engine optimization (SEO) di halaman pencarian google.

Belajar dari teknik sosialisasi dan kampanye politik digital yang dilakukan oleh team pada era Jokowi dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012 yang sangat menginspirasi tersebut, kemudian penerapannya dilanjutkan hingga sekarang ini, mulai dari strategi sosialisasi atau kampanye Pilkada, Pilwalkot, Pilbup, Pilgub diberbagai daerah provinsi/kabupaten/kota yang ada di nusantara, hingga menjelang pemilihan calon legislatif (pileg), pemilihan calon dewan perwakilan daerah (DPD) dan nantinya dilanjutkan dengan pemilihan calon presiden periode 2019 s/d 2024 yang akan datang.

Tentu saja event pilkada serentak dan pemilu langsung ini, banyak pihak meyakini akan tercipta berbagai ide yang cemerlang yang ideal dan kreatif untuk digunakan oleh para pegiat dan atau pemerhati bidang digital internet marketing pemilukada, tentu saja dengan catatan benar-benar menguasainya atau memahami cara atau strategi yang tepat, jitu dan akurat, serta sangat ideal untuk kemudian diaplikasikan dalam bentuk pekerjaan memenangkan para calon kepala daerah, calon dewan perwakilan rakyat, calon dewan perwakilan daerah ataupun calon presiden RI tidak hanya sekedar memiliki relawan, simpatisan atau tim sukses ataupun media center, namun keberadaannya tidak terorganisir dengan baik dan maksimal.

Keberadaan tenaga team di media center, khususnya team internet marketer harus mampu bekerja dan memang ada yang khusus diberi tugas dan wewenang pada pos atau divisi melakukan sosialisasi ataupun kampanye online di internet, team akun pada channel yang tepat untuk dikelola, berjiwa sebagai aktivis jejaring sosial media, merupakan pakar gadget dan pengelola berbagai komunitas online di Indonesia yang bekerja secara simultan, komprehensif dan berdedikasi tinggi untuk melakukan pekerjaan optimalisasi Search Engine Optimization dan Social Media Optimization, sehingga benar-benar dapat mengcounter sosialisasi negatif atau kampanye hitam dan sekaligus menenggelamkannya dalam halaman pertama google.

Bagaimana dan dari mana harus memulai sosialisasi daring atau kampanye online di pilkada ataupun pemilu langsung Indonesia? Cara memulainya adalah dengan memilih tim-tim yang benar-benar terbaik, berkualitas, memiliki integritas tinggi dan merupakan tenaga ahli, pakar, praktisi, master atau konsultan profesional digital marketer yang dapat membantu dan mengarahkan setiap tanggung jawab yang diberikan kepadanya, tidak hanya sekedar membuat akun atau meniru apa yang sudah dilakukan orang lain, kemudian share datau mention sana sini, buat akun bodong, bayar followers palsu dan membeli likes dengan harga murah meriah. Karena bila team kampanye online anda melakukan hal seperti ini, sudah bisa dipastikan akan sia sia, karena memiliki akun abal-abal hanya akan membuat sosialisasi atau kampanye yang dilakukan adalah kepada konstituen bodong. Biaya murah meriah tentu tidak akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

Oleh karena itu, carilah relawan, simpatisan ataupun tim sukses yang benar-benar “ahli strategi sosialisasi marketing online” atau “ahli strategi kampanye online” yang memiliki konsep, pola yang matang dan ideal untuk dijadikan sebagai taktik dan strategi yang tepat serta dinamis untuk dapat bersaing di dunia digitalisasi online, mulai dari seleksi pemilihan nama-nama akun, menetapkan target untuk selalu tampil di halaman pertama mesin pencari dengan pemilihan kata kunci yang diketik oleh para pengguna search engine, hingga berbagai konten berkualitas (baik tulisan, gambar dan video) yang akan disajikan dalam bentuk sosialisasi atau kampanye politik ke masyarakat, kemudian mencari metode yang tepat agar pengguna internet dengan sukarela membagikannya kebanyak pengguna media sosial milik yang lainnya, sehingga sangat jelas sosialisasi daring atau kampanye politik online yang terarah dan tepat sasaran sehingga dapat memenangkan anda sebagai calon kepala daerah (khususnya untuk Pilwalkot Tebing Tinggi Deli 2017, Pilgubsu 2018), calon legislatif, calon perwakilan daerah (DPD), atau calon presiden RI tahun 2019 yang akan datang.

Demikian tulisan kami yang membahas tentang bagaimana mencari pola sosialisasi atau kampanye digital marketing online yang ideal untuk pelaksanaan pemilihan gubernur/wakil gubernur DKI Jakarta tahun 2017, dan juga untuk strategi di pemilihan kepala daerah lainnya, semisalnya pilkada gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu 2018), pemilihan legislatif (pileg 2019) dan pemilihan presiden (pilpres 2019) pada pilkada atau pemilu langsung dan serentak di Indonesia. Semoga bermanfaat. Salam Advokat/Pengacara/Lawyers Indonesia. Bila anda ingin mengetahui tentang tentang kami <= silahkan klik langsung untuk membacanya. Terima kasih (Silaen).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Link Aktif, Harap Maklum BOSS.....